Sabtu, 11 Mei 2013
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke Facebook
Publik Amerika Serikat memang benar-benar
pasar yang tidak akan mungkin dikuasai lagi
oleh BlackBerry. Setidaknya, hal ini
dibuktikan oleh sebuah survei.
Seperti yang dilansir oleh AllThingsD, dalam
sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh
Surveymonkey, diketahui berapa persen orang
Amerika Serikat yang tidak ingin memiliki
smartphone dengan brand tertentu.
Para responden dimintai pendapatnya
mengenai fitur apa saja yang mereka
harapkan dari sebuah smartphone dan di
perangkat mana mereka menemukannya.
Hasilnya, BlackBerry muncul sebagai 'enemy
number one' publik negeri Paman Sam
tersebut.
Dari hasil survei ini, BlackBerry mendapatkan
angka yang sangat tinggi, yaitu 71, 4 persen.
Angka ini tidak mampu diungguli siapapun
bahkan dengan Android dan iPhone
digabungkan.
Memang selama ini Android dan Apple
memiliki peran duopoli yang sangat bagus di
pasar smartphone. Namun, dengan angka ini,
nampaknya akan sangat mustahil bagi
BlackBerry untuk mampu menguasai atau
setidaknya mendapatkan tempat di AS.
Hal ini cukup unik jika dibandingkan dengan
apa yang terjadi di Indonesia. Sebagai
pembanding, Indonesia merupakan satu dari
tiga konsumen terbesar BlackBerry sebelum
munculnya BB10.
Hal ini membuktikan bahwa BlackBerry
sangat diminati oleh publik dalam negeri. Hal
ini sangat bertentangan dengan apa yang
ditunjukkan warga Amerika Serikat.
Mungkin saja, publik kita sudah terlanjur
kepincut dengan teknologi BBM (BlackBerry
Messenger) yang disediakan BlackBerry.
Meskipun sering dikatakan ketinggalan
zaman, nyatanya Indonesia pernah tercatat
sebagai pengguna layanan BBM terbesar
sedunia.
Entah bagaimana dengan BlackBerry 10 saat
ini. Jika dilihat dari produk pertama, Z10,
masyarakat pun nampaknya masih
menunjukkan ketertarikannya .
Hal ini setidaknya terlihat dari banyaknya
operator seluler yang mau mengadakan
program bundling meskipun perangkat
terbaru BlackBerry ini masih terbilang sangat
mahal.
Yang perlu kita tanyakan, jika di negara maju
seperti AS saja sudah tidak ada yang tertarik
dengan BlackBerry, bagaimana dengan
Indonesia?
0 komentar:
Posting Komentar